Sebelum menjajal dunia investasi, kita wajib tahu dulu bidang investasi yang akan diselami. Kalau gak ada perhitungan matang tahu-tahu tanam duit di sana-sini, bisa-bisa celaka tiga belas alias bangkrut.
Saran ini juga berlaku buat calon investor reksa dana saham. Soalnya, dibanding jenis reksa dana lain, investasi reksa dana saham lebih tinggi risikonya. Itu sebabnya reksa dana ini direkomendasikan buat mereka yang mau berinvestasi jangka panjang (di atas 5 tahun).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, reksa dana saham adalah jenis reksa dana yang duit investasinya ditanamkan pada saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek.
Lantaran risikonya tinggi, return alias imbal hasilnya pun tinggi. Ketimbang reksa dana lain, imbal hasil reksa dana saham adalah yang paling besar.
Banyak yang bilang reksa dana saham lebih pas buat calon investor yang sudah melek betul dengan yang namanya dunia investasi. Jenis investasi ini disebut kelasnya master. Padahal gak begitu juga.
Memang sih, ketika memutuskan memilih reksa dana saham. Itu artinya kita sedikit-banyak bisa memprediksi perekonomian negara dan perusahaan-perusahaan pada masa mendatang.
Sebab perekonomian itu menentukan harga saham perusahaan yang ditawarkan di Bursa Efek. Sedangkan harga saham tersebut berpengaruh terhadap hasil investasi kita.
Rumus investasi reksa dana saham simpel, yaitu membeli saham saat harganya turun dan menjualnya ketika harganya naik. Jadi kalau harga saham suatu perusahaan turun terus, kita gak akan untung-untung.
Tapi gak perlu sampai kuliah ekonomi buat berinvestasi reksa dana saham. Di kalangan investor, reksa dana termasuk jenis investasi yang ramah buat pemula.
Bahkan dengan modal Rp 100 ribu orang juga sudah bisa jadi investor reksa dana, meski bukan langsung di reksa dana saham. [Baca: 8 Tempat Beli Reksa Dana 100 Ribu Rupiah yang Bisa Jadi Investasi Pertama]
Toh, kita akan dibantu manajer investasi jika berinvestasi reksa dana. Biarpun namanya “manajer”, yang namanya manajer investasi malah kayak “karyawan” buat investor reksa dana.
Sebab manajer investasi bertugas mengelola dana investasi yang kita tanam agar kita mendapat hasil yang optimal. Kita bisa memilih manajer investasi sesuai keinginan kita sendiri.
Kalau merasa kinerja manajer investasi itu kurang bagus, kita bisa “memecat” alias mencari manajer investasi lainnya. [Baca: 6 Cara Memilih Manajer Investasi Buat yang Mau Terjun ke Reksa Dana]
Namun belajar investasi reksa dana saham sebelum memulainya gak ada salahnya, bahkan sangat disarankan. Tujuan utamanya tentu saja biar kita bisa memaksimalkan keuntungan. Soalnya walau kita berinvestasi 10 tahun pun ga ada garansi pasti bakal untung.
Reksa dana saham direkomendasikan buat mereka yang mau berinvestasi jangka panjang. Pasalnya, pergerakan harga saham cenderung fluktuatif alias bisa naik-turun dengan cepat kayak alis playboy yang lagi menggoda cewek.
Lewat investasi jangka panjang, risiko dari pergerakan itu bisa diminimalkan. Inilah kenapa jangka waktunya biasanya di atas lima tahun.
Dengan mengetahui seluk-beluk reksa dana saham, kita bisa lebih yakin mau menaruh duit di saham perusahaan mana yang sekiranya bakal memiliki performa bisnis yang bagus. Syukur-syukur nantinya kita bisa langsung terjun sendiri ke Bursa Efek untuk bermain saham tanpa melalui manajer investasi.
No comments:
Post a Comment